Untukmu, seseorang yang akan menemaniku dimasa depan. Anggap ini sebagai goresan penuh kerinduan yang belum dapat ku utarakan. Goresan penuh tanya tentang siapa sosokmu yang belum kutemukan. Tentang kamu yang ku tunggu menjadi pelengkap pengabdianku, tentang kamu yang nantinya mengizinkanku menyatu dengan senyum di wajah teduhmu, tentang kamu yang mengizinkan segala rindu dan cinta berbaur menjadi satu.
Mungkin saat ini aku masih begitu asing bagimu, belum bisa meraihmu, belum bisa menyejukkan hatimu. Tapi ketahuilah calon imam idaman, aku disini masih terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Agar nantinya, aku bisa menjadi pendamping yang bisa kau arahkan, bisa kau ajak berjabat tangan dalam kebaikan. Aku memang belum tahu siapa kamu, tapi aku harap sesakit apapun perjuanganmu, sesusah apapun halangan di depanmu, kamu tak pernah lupa untuk selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Bismillah, pupuk selalu keyakinan dalam diri kamu, hal baik akan selalu berbuah baik. Wanita baik hanya untuk lelaki baik pula.
Hai ganteng..
Percayalah, aku tak begitu peduli tentang seperti apa fisikmu, kamu punya iman dan akhlak yang baik saja bagiku sudah cukup. Ku harap, kau pun begitu. Mungkin saat ini kamu sedang terjebak dalam cinta yang salah, dalam pandangan yang salah. Aku mohon, hentikan itu. Jaga hatimu baik-baik untukku. Bagiku hatimu begitu mahal, aku tak akan rela melihat hatimu tergores sedikitpun.
Di luar sana memang banyak perempuan cantik bergeliat di depan matamu, banyak perempuan menarik berusaha meminta perhatianmu. Tapi, tak inginkah kamu melihat sisi yang lain? Bukankah cantik yang sesungguhnya ada di hati? Bukankah magnet ketertarikan sesungguhnya ada di akhlak? Fisik bisa hilang termakan waktu, tapi hati dan akhlak? Insha Allah akan tetap seperti itu.
To be continued,
Dariku yang tak hanya ingin sehidup semati bersamamu, tapi juga sehidup sesurga bersamamu.
PART I : CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK
PART III : CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK
Dariku yang tak hanya ingin sehidup semati bersamamu, tapi juga sehidup sesurga bersamamu.
PART I : CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK
PART III : CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK